JOURNEY
Friday, November 24, 2006
Great Life Vs. Good life
Apa sich beda Great Life dengan Good Life? Dilihat sepintas kayaknya sama aja. Kalo diterjemahkan hidup besar dengan hidup bagus. J Kalo dicari pengertiannya, keduanya sama, artinya hidup sesuai dengan yang diharapkan, layak dan bagus.
Trus kalo sama kok bisa dikatakan musuh terbesar Great life adalah Good life?
Jawabannya ternyata keduanya mempunyai pengertian yang berbeda.
Aku mendapat masukan ini dari seseorang yang sangat luar biasa dalam hidupnya. Aku sangat senang dapat mengenalnya. Dia banyak memberiku masukan ketika aku dalam masalah. Dia salah satu orang yang berperan dalam life’s journey ku Hal yang paling pertama berkesan untukku ketika aku pertama kali berkenalan dengannya. Waktu itu ada banyak orang dan aku hanya sekedar aja berkenalan, habis itu aku sudah lupa namanya:p. Dalam pikiranku, dia juga pasti lupa namaku. Karena selama ini orang jarang bisa mengingat namaku yang panjang hanya dengan sekali kenalan. Apalagi bukan hanya aku saja yang berkenalan. Karena aku juga begitu, waktu masuk kantor, aku dikenalin dengan banyak orang. Tapi hasilnya Cuma segelintir yang gue ingat. Maaf ya teman2:p
Tetapi ketika kami sedang rame-rame menyantap kue bulan yang sudah digoreng temanku, dia membawa nampan penuh kue bulan itu dan dengan hamblenya dia menawarin satu-satu pada kami dengan tidak lupa menyebut nama kami. Aku terkejut, bukan hanya namaku yang diingat, tetapi semuanya. Aku bukan siapanya. Dan aku tidak berarti apa2 dibanding great life yang sudah dia miliki.
Dan aku menyadari, saat itu tidak sengaja dia membuatku sadar, mengingat nama seseorang itu adalah hal yagn kelihatan sepele, tetapi berpengaruh besar. Dan itu kurasakan langsung, bagaimana senangnya aku, ketika dia masih mengingat namaku. Aku malah malu karena aku tidak ingat namanya. Aku seperti orang sombong. Sejak itu, aku belajar berusaha mengingat nama-nama orang walaupun berkenalan dengan banyak orang dalam waktu yang sama.
Dan di suatu kesempatan, aku lupa kapan dan dimana. Aku ingat dia mengatakan kepadaku, Musuh terbesar great life adalah good life. Aku juga bingung pada awalnya dan menanyakan apa bedanya. Dia bertanya, pernahkah anda membaca buku Seven Habit yang terkenal dan merupakan best seller. Sekarang sudah ada kelanjutannya, Eight Habit. Sewaktu kamu membacanya, kamu akan menemukan jawabannya. Dan kira-kira inilah yang kutangkap, Good Life adalah kehidupan yang sudah di tingkat menengah ke atas. Hidup yang kebanyakan orang dapatkan. Punya keluarga, karir dan pendapatan yang cukup untuk hidupnya. Hari demi hari lewat tanpa banyak persoalan.
Sedangkan Great Life adalah kehidupan yang lebih dari goodlife. Dia tidak hanya mencapai apa yang ada di Good Life. Tetapi dia miliki kehidupan yang istimewa yang tidak dimiliki good life dan dia mencoba dengan kebesaran hatinya menabur kebaikan dengan membantu orang lain mendapatkan Good Life dan Great Life.
Dan kecendurungan orang yang sudah memiliki good life tidak manyadari justru kehidupannya yang nyaman-nyaman itu menjadi bumerang baginya.
Dia tidak pernah terpikir lagi untuk mendapatkan Great Life. Walaupun kadang terbersit, ohya.. besok saya akan bekerja lebih keras. saya akan bangun pagi-pagi, tidak malas berangkat kerja, hari minggu aku tidak akan tidur-tiduran saja,aku akan mencari aktifivitas yang bermanfaat. Tetapi yang ada hanya bertahan sebulan, seminggu, atau sehari, selebihnya banyak yang terbawa angin yang bertiup di zona kenyamannya. Toh, aku sudah puas dengan hidupku. Membantu orang lain? Wah hidupku aja pas2an. Gimana membantu orang?
Lain halnya dengan orang yang hidupnya serba sulit dan kekurangan. Dia akan berusaha memperbaiki hidupnya. Dia akan rela tidak nonton tv di hari minggu, dia akan bekerja dua kali lebih keras daripada orang lain karena dia tidak memiliki musuh terbesar Good Life.
Dari situ aku menyadari tidak heran mengapa pemilik perusahaan besar dan orang-orang masuk majalah richest forbes, para pendiri yayasan panti asuhan, panti jompo, para donatur justru memiliki latar belakang dari keluarga yang miskin.
Aku jadi teringat juga dengan sebuah cerita yang diceritakan oleh suster pembimbing rohani komunitas Legio Mariae. Beliau mengisahkan ada dua jenis angin di pesisir pantai melihat seekor kera memanjat sebuah pohon kelapa dan duduk melepas lelah sambil memandang laut yang indah. Kedua angin itu adalah angin ribut dan angin sepoi2. Si angin ribut yang sombong dan suka membanggakan diri sendiri mulai mengajak si angin sepoi untuk bertaruh siapa duluan berhasil menjatuhkan si Kera dari pohon kelapa. Angin Ribut sangat yakin dia akan menang melawan angin sepoi2. Akhirnya pertandingan pun di mulai. Angin ribut dengan sombong berkata kepada si angin sepoi2.” Hei angin sepoi2, biar saya duluan saja. Si kera pasti jatuh. Kamu dapat menghemat tenagamu.” Si angin sepoi hanya tersenyum dan mengalah saja. Maka mulai lah si angin ribut memulai aksinya, dia meniup dengan kuat ke si kera. Si kera terkejut dan langsung berpegangan erat pada pohon kelapa itu. Angin ribut tidak mau kalah, dia makin meniup dengan kencang. Tetapi makin kencang tiupan anginnya, makin kencang pula si kera memegang erat pohon itu. Akhirnya si angin ribut menyerah. Selanjutnya adalah giliran si angin sepoi. Dia meniup dengan pelan pada si kera. Sangat pelan sehingga si kera merasa sangat nyaman dan menikmatinya. Lama kelamaan, si kera terbuai dan mengantuk oleh tiupan angin itu. Dia pun tertidur pulas. Pegangannya menjadi lepas dan jatuhlah dia dari pohon kelapa itu.
Kedua angin itu sebagai perumpamaan tantangan yang kita hadapi. Justru ketika kita mendapat tantangan yang besar, kita akan berpegang erat dan berusaha menghadapi tantangan itu. Tetapi ketika sudah aman, kita terlena dengan zona kenyamanan itu, kita menjadi malas, mengeluh saja dan tidak berusaha keras, padahal Tuhan sudah memberi anugerah yang begitu banyak ketika kita dilahirkan.
Posted by love story ::
12:16 AM ::
3 Comments:
Post / Read Comments
---------------oOo---------------
Thursday, November 16, 2006
Life is Journey
Seorang diri
Jalan yang sudah kau pilih
Perjalanan yang melelahkan
Tidak dapat mundur lagi
Suatu hari nanti
Kau akan temukan cahayamu lagi
Walaupun kamu tidak tahu kapankah?
Jangan kamu lepaskan
Kuatkanlah dirimu
Ikutilah kata hatimu
Biarkan seteguk cinta menuntunmu dalam gelap
Ketempat tujuanmu
Ikuti impianmu
Jadilah dirimu seorang yang istimewa
Tidak ada sesuatu yang tidak dapat kau lakukan
Aku percaya padamu
Suatu hari nanti aku pasti menemukanmu
Dan kau pun menemukanku
Ketika bersamamu
Aku sadar keyakinanku tidak salah
NB. Musuh terbesar Great Life adalah Good Life, tul ngak?
Posted by love story ::
8:58 PM ::
1 Comments:
Post / Read Comments
---------------oOo---------------